Sebagai pemilik bisnis, salah satu hal yang paling penting untuk dipahami adalah pengelolaan aset perusahaan. Aset tidak hanya sekadar barang yang dimiliki, tetapi juga merupakan sumber daya yang mendukung kelangsungan operasional sehari-hari. Di antara berbagai jenis aset yang dimiliki oleh bisnis, aset bergerak menjadi salah satu kategori yang sangat relevan dan sering kali mempengaruhi efisiensi operasional.
Aset bergerak merujuk pada barang-barang yang dapat dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain dan sering digunakan dalam kegiatan bisnis rutin.
Namun, meskipun aset bergerak memiliki fleksibilitas tinggi, pemilik bisnis harus cermat dalam mengelolanya, terutama terkait dengan penyusutan nilai aset dari waktu ke waktu. Pengelolaan yang buruk bisa mengarah pada pemborosan dan menurunkan nilai perusahaan.
Pemilik bisnis juga perlu menyadari pentingnya pencatatan aset bergerak dalam laporan keuangan. Dengan pencatatan yang tepat, perusahaan dapat melakukan perhitungan penyusutan dengan benar, yang akan berpengaruh pada penghitungan pajak dan laba rugi.
Pada artikel kali ini kami akan membahas apa itu aset bergerak dan juga cara pencatatannya dalam proses pembukuan bisnis.
Apa Itu Aset Bergerak?

Aset bergerak atau harta bergerak adalah jenis aset yang memiliki bentuk fisik dan dapat dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain. Aset ini dapat dipindahkan tanpa mengubah sifatnya. Contoh aset bergerak antara lain:
- Kendaraan – Mobil, sepeda motor, truk, dll.
- Mesin dan Peralatan – Mesin produksi, peralatan kantor, dll.
- Barang Dagangan – Barang-barang yang dijual dalam bisnis, seperti pakaian, elektronik, dll.
- Perabotan – Meja, kursi, lemari, dll.
Aset bergerak umumnya memiliki umur yang terbatas dan bisa mengalami penyusutan seiring waktu. Hal ini berbeda dengan aset tetap, yang sifatnya lebih permanen dan tidak bisa dipindahkan (misalnya tanah dan bangunan).an aset tetap, yang sifatnya lebih permanen dan tidak bisa dipindahkan (misalnya tanah dan bangunan).
Baca juga: Kapitalisasi Aset: Pengertian, Komponen, Manfaat, dan Tantangan
Apakah Aset Bergerak Terdepresiasi?
Ya, harta bergerak biasanya juga dilakukan pencatatan penyusutan, terutama jika aset tersebut digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan dan memiliki umur ekonomis yang terbatas.
Namun, tidak semua aset bergerak disusutkan. Penyusutan dilakukan untuk aset bergerak yang digunakan untuk mendukung kegiatan usaha dan mengalami penurunan nilai seiring waktu.
Aset bergerak seperti kendaraan, mesin, atau peralatan kantor yang digunakan dalam operasional perusahaan akan mengalami penyusutan karena penggunaan dan usia aset tersebut.
Contoh aset harta yang disusutkan:
- Kendaraan: Mobil atau truk yang digunakan dalam operasional perusahaan akan mengalami penurunan nilai dari waktu ke waktu.
- Mesin: Mesin yang digunakan dalam produksi akan mengalami penyusutan seiring dengan pemakaian dan waktu.
- Peralatan Kantor: Komputer, printer, atau alat kantor lainnya yang digunakan secara rutin juga akan mengalami penyusutan.
Namun, ada juga beberapa harta bergerak yang tidak disusutkan, seperti:
- Barang dagangan yang dimaksudkan untuk dijual kembali.
- Aset yang nilainya tidak mengalami penurunan (misalnya barang dagangan atau barang yang tidak digunakan dalam jangka panjang).
Penyusutan aset bergerak umumnya dilakukan dengan menggunakan metode penyusutan yang sesuai, seperti metode garis lurus (straight line) atau metode saldo menurun ganda (declining balance), tergantung kebijakan akuntansi yang diterapkan perusahaan.
Baca juga: Pembahasan PSAK 19 Tentang Aset Tak Berwujud
Perbedaan Aset Bergerak dan Tidak Bergerak

Aset bergerak dan aset tidak bergerak memiliki perbedaan utama dalam hal sifat fisik dan kemampuannya untuk dipindahkan. Berikut adalah perbedaan antara keduanya:
1. Sifat Fisik:
Aset Bergerak: Aset yang dapat dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain. Biasanya, aset ini tidak tetap berada di lokasi tertentu. Contohnya: Kendaraan (mobil, motor), mesin, peralatan kantor, barang dagangan, komputer, dan perabotan.
Aset Tidak Bergerak: Aset yang tidak dapat dipindahkan atau dipindahkan dengan kesulitan besar dan umumnya berada di satu lokasi untuk jangka waktu yang lama. Contohnya: Tanah, bangunan, struktur permanen, dan properti real estate.
2. Kemampuan untuk Dipindahkan:
Aset bergerak mudah dipindahkan dari satu lokasi ke lokasi lain. Misalnya, kendaraan yang bisa dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain. Sedangakan aset tidak bergerak sulit atau tidak mungkin untuk dipindahkan. Misalnya, tanah dan bangunan yang akan tetap berada di lokasi tertentu.
3. Tujuan Penggunaan:
Harta bergerak biasanya digunakan dalam kegiatan operasional sehari-hari dan lebih sering berpindah tangan (jual beli atau pemindahan). Sedangkan harta tidak bergerak igunakan untuk kegiatan operasional jangka panjang atau sebagai investasi, dan biasanya tidak sering dipindahkan.
4. Penyusutan:
Harta bergerak biasanya disusutkan seiring waktu karena penggunaan dan faktor lain yang mempengaruhi nilai fisiknya. Penyusutan dilakukan untuk mencerminkan penurunan nilai aset bergerak. Contohnya seperti mobil, mesin, peralatan yang digunakan dalam bisnis.
Sedangkan harta tidak bergerak umumnya tidak mengalami penyusutan dalam arti yang sama, meskipun nilainya bisa berubah karena faktor eksternal seperti pasar atau kondisi properti. Contohnya seperti tanah tidak disusutkan, tetapi bangunan dapat mengalami penyusutan.
5. Umur Ekonomis:
Harta bergerak biasanya memiliki umur yang lebih pendek dan lebih rentan terhadap kerusakan atau penurunan nilai karena penggunaan.
Sebaliknya harta tidak bergerak memiliki umur ekonomis yang lebih panjang dan lebih stabil, meskipun bisa mengalami penurunan nilai karena faktor eksternal (misalnya, penurunan harga properti).
6. Contoh Aset:
Harta Bergerak:
- Kendaraan (mobil, sepeda motor)
- Mesin dan peralatan kantor
- Persediaan barang dagangan
- Komputer dan perangkat elektronik
- Perabotan dan alat-alat rumah tangga
Harta Tidak Bergerak:
- Tanah
- Bangunan
- Infrastruktur tetap (misalnya jembatan, pabrik, dll.)
Ringkasan Perbedaan:
Aspek | Aset Bergerak | Aset Tidak Bergerak |
---|---|---|
Sifat Fisik | Dapat dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain | Tidak dapat dipindahkan dengan mudah |
Contoh | Kendaraan, mesin, peralatan kantor | Tanah, bangunan, properti real estate |
Penyusutan | Mengalami penyusutan (mesin, kendaraan, dll.) | Tanah tidak disusutkan, bangunan bisa disusutkan |
Umur Ekonomis | Umur lebih pendek | Umur lebih panjang dan lebih stabil |
Tujuan Penggunaan | Digunakan untuk kegiatan operasional jangka pendek | Digunakan untuk operasional jangka panjang atau investasi |
Baca juga: Bagaimana Cara Melakukan Penilaian Aset dalam Sebuah Bisnis?
Pencatatan Aset Bergerak dalam Akuntansi

Pencatatan aset bergerak dalam akuntansi dan pembukuan dilakukan dengan cara yang mirip dengan pencatatan aset tetap, namun dengan beberapa perbedaan yang tergantung pada jenis asetnya.
Berikut adalah contoh umum dalam pencatatan aset seperti membeli kendaraan dalam akuntansi:
1. Pencatatan pembelian aset
Ketika sebuah aset dibeli, pencatatannya dilakukan dengan mendebit akun aset yang relevan dan mengkredit akun kas atau hutang (jika dibeli dengan cara kredit).
Contoh: Misalnya, perusahaan membeli sebuah mobil untuk operasional dengan harga Rp 100.000.000.
Jurnal pembelian:
Tanggal | Akun | Debit (Rp) | Kredit (Rp) |
---|---|---|---|
01/01/2025 | Aset Kendaraan | 100.000.000 | |
01/01/2025 | Kas/Hutang | 100.000.000 |
2. Pencatatan penyusutan aset
Penyusutan pada aset bergerak biasanya dicatat setiap periode untuk mencerminkan penurunan nilai aset karena penggunaan atau usia.
Penyusutan ini mengurangi nilai tercatat aset dan dicatat sebagai beban dalam laporan laba rugi.
Contoh:
Jika mobil yang dibeli tadi memiliki umur manfaat 5 tahun dan nilai sisa (salvage value) Rp 20.000.000, maka penyusutan per tahun menggunakan metode garis lurus adalah:
Penyusutan Tahunan = (Harga Pembelian – Nilai Sisa) / Umur Manfaat Penyusutan Tahunan = (Rp 100.000.000 – Rp 20.000.000) / 5 = Rp 16.000.000 per tahun.
Jurnal Penyusutan (setiap tahun):
Penyusutan tahun pertama dengan jumlah Rp 16.000.000.
Tanggal | Akun | Debit (Rp) | Kredit (Rp) |
---|---|---|---|
31/12/2025 | Beban Penyusutan | 16.000.000 | |
31/12/2025 | Akumulasi Penyusutan Kendaraan | 16.000.000 |
Penyusutan tahun kedua dengan jumlah yang sama (Rp 16.000.000).
Tanggal | Akun | Debit (Rp) | Kredit (Rp) |
---|---|---|---|
31/12/2026 | Beban Penyusutan | 16.000.000 | |
31/12/2026 | Akumulasi Penyusutan Kendaraan | 16.000.000 |
Baca juga: Jurnal Aset Tetap: Cara Membuat, Jenis, dan Contohnya
3. Pencatatan penjualan atau pelepasan aset
Jika aset dijual atau dilepas sebelum habis masa manfaatnya, pencatatan dilakukan dengan menghapus nilai tercatat aset dan mencatat laba atau rugi yang timbul dari transaksi tersebut.
Contoh:
Jika mobil dijual seharga Rp 80.000.000, maka nilai tercatat mobil setelah penyusutan (misalnya 2 tahun) adalah Rp 68.000.000 (Rp 100.000.000 – 2 x Rp 16.000.000). Maka, perusahaan akan mendapatkan laba dari penjualan mobil sebesar Rp 12.000.000.
Jurnal Penjualan Aset:
Tanggal | Akun | Debit (Rp) | Kredit (Rp) |
---|---|---|---|
01/03/2027 | Kas | 80.000.000 | |
01/03/2027 | Akumulasi Penyusutan Kendaraan | 32.000.000 | |
01/03/2027 | Aset Kendaraan | 100.000.000 | |
01/03/2027 | Laba atas Penjualan Aset | 12.000.000 |
4. Pencatatan setelah penyusutan dan penghapusan aset
Setelah aset disusutkan dan dijual atau dilepaskan, perusahaan perlu memastikan bahwa nilai tercatat aset dan akumulasi penyusutan dihapuskan.
Contoh:
Jika mobil yang dijual adalah aset dengan harga beli Rp 100.000.000, akumulasi penyusutan Rp 32.000.000, dan harga jual Rp 80.000.000, maka perusahaan akan mencatat transaksi sebagai berikut:
Jurnal:
Tanggal | Akun | Debit (Rp) | Kredit (Rp) |
---|---|---|---|
01/03/2027 | Kas | 80.000.000 | |
01/03/2027 | Akumulasi Penyusutan Kendaraan | 32.000.000 | |
01/03/2027 | Aset Kendaraan | 100.000.000 | |
01/03/2027 | Laba atas Penjualan Aset | 12.000.000 |
5. Pencatatan aset dalam laporan keuangan
Aset akan tercatat dalam Neraca (Balance Sheet) di bagian aset lancar atau aset tetap, tergantung pada jenisnya.
Akumulasi penyusutan akan tercatat dalam akun akumulasi penyusutan yang merupakan akun kontra dari aset, mengurangi nilai tercatatnya.
Contoh tampilan di Neraca:
Akun | Nilai (Rp) |
---|---|
Aset Kendaraan (Aset Bergerak) | 100.000.000 |
Akumulasi Penyusutan Kendaraan | 32.000.000 |
Nilai Buku Kendaraan | 68.000.000 |
Baca juga: Aturan PSAK 16 Tentang Perlakuan Aset Tetap pada Akuntansi
Kesimpulan
Mengetahaui apa itu harta bergerak dan perbedaannya dengan harta tidak bergerak akan memudahkan Anda selaku pemilik bisnis dalam menghitung valuasi usaha dengan benar.
Penghitungan aset dan penyusutannya memang harus dilakukan dengan teliti sesuai dengan metode penyusutan yang Anda pilih agar laporan keuangan yang Anda hasilkan sesuai dengan keadaan bisnis Anda sebenarnya.
Jika Anda kesulitan melakukan proses pencatatan akuntansi dan pembuatan laporan keuangan dengan benar, Anda bisa mencoba menggunakan software akuntansi seperti Target9Pos yang sudah digunakan oleh lebih dari 70 ribu pengguna dari berbagai jenis dan skala bisnis di Indonesia.
Jika Anda tertarik, Anda bisa mencobanya secara gratis selama 14 hari atau selamanya melalui tautan ini.
- Aset Bergerak: Pengertian, Contoh, dan Cara Pencatatannya - 18 Maret 2025
- Mengetahui Faktor Internal dalam Analisis SWOT - 17 Maret 2025
- Rasio Perputaran Kas: Rumus, Kalkulator, dan Contohnya - 14 Maret 2025