PSAK 14 merupakan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan yang mengatur perlakuan akuntansi untuk persediaan.
Dalam dunia akuntansi, persediaan merupakan salah satu elemen penting yang harus dikelola dengan baik oleh perusahaan, baik itu perusahaan manufaktur maupun perusahaan dagang.
Pengelolaan persediaan yang tepat tidak hanya berpengaruh pada laporan keuangan, tetapi juga pada kelangsungan hidup perusahaan itu sendiri.
PSAK 14 memberikan panduan yang jelas mengenai bagaimana persediaan harus diukur, diakui, dan dilaporkan dalam laporan keuangan.
Salah satu isu utama yang dihadapi dalam akuntansi persediaan adalah penentuan jumlah biaya yang diakui sebagai aset dan perlakuan akuntansi selanjutnya atas aset tersebut.
Dengan adanya standar ini, diharapkan perusahaan dapat melakukan pengukuran biaya persediaan secara akurat dan konsisten.
Pada artikel kali ini kami akan membahas secara lengkap PSAK 14 dalam proses pengelolaan biaya akuntansi persediaan dalam bisnis.
Tujuan PSAK 14

Tujuan Pernyataan ini adalah mengatur perlakuan akuntansi untuk persediaan. Permasalahan pokok dalam akuntansi persediaan adalah penentuan jumlah biaya yang diakui sebagai aset dan perlakuan akuntansi selanjutnya atas aset tersebut sampai pendapatan terkait diakui.
Pernyataan ini menyediakan panduan dalam menentuan biaya dan pengakuan selanjutnya sebagai beban, termasuk setiap penurunan menjadi nilai realisasi neto.
Pernyataan ini juga memberikan panduan rumus biaya yang digunakan untuk menentukan biaya persediaan.
Persediaan adalah aktiva yang:
- Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal;
- Dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan; atau
- Dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supplies) untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa.
Nilai realisasi neto adalah estimasi harga jual dalam kegiatan usaha biasa dikurangi estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya yang diperlukan untuk membuat penjualan.
Pernyataan ini tidak diterapkan untuk pengukuran persediaan yang dimiliki oleh:
- Produsen produk agrikultur dan kehutanan produk agrikultur setelah panen, dan materia dan produk mineral, sepanjang persediaan tersebut diukur pada nilai realisasi neto sesuai dengan praktik yang berlaku di industri tersebut. Jika persediaan di tukar pada nilai realisai neto, maka perubahan nilai tersebut diakui dalam laba rugi pada periode terjadinya.
- Pialang-pedagang komoditi yang mengukur persediaannya pada nilai wajar setelah dikurangi biaya untuk menjual, sesuai dengan praktik yang berlaku pada industri. Ketika persediaan tersebut diukur pada nilai wajar setelah dikurangi biaya untuk menjual, maka perubahan nilai wajar setelah dikurangi biaya untuk menjual diakui dalam laporan laba rugi pada periode terjadinya.
Baca juga: Pembahasan PSAK 68 Tentang Pengukuran Nilai Wajar
Pengukuran Persediaan Menurut PSAK 14
Persediaan harus diukur pada mana yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi neto.
Biaya persediaan
Biaya persediaan terdiri dari seluruh biaya pembelian, biaya konversil, dan biaya lain yang timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan likasi saat kini.
Biaya pembelian
Biaya pembelian persediaan meliputi harga beli, bea impor, pajak lainnya (kecuali yang kemudian dapat ditagih kembali oleh entitas kepada otoritas pajak), biaya pengangkutan, biaya penanganan, dan biaya lainnya yang secara langsung dapat diatribusikan pada perolehan barang jadi, bahan, dan jasa.
Diskon dagang, rabat dan hal lain yang serupa dikurangkan dalam menentukan biaya pembelian.
Biaya konversi
Biaya konversi persediaan meliputi biaya yang secara langsung terkait dengan unit yang diproduksi, misalnya biaya tenaga kerja langsung.
Termasuk juga alokasi sistematis overhead produksi tetap dan variabel yang timbul dalam mengonversi bahan menjadi barang jadi.
Overhead produksi tetap adalah biaya produksi tidak langsung yang relatif konstan, tanpa memerhatikan volume produksi yang dihasilkan, seperti penyusutan dan pemeliharaan bangunan dan peralatan pabrik, dan biaya manajemen dan administrasi pabrik.
Overhead produksi variabel adalah biaya produksi tidak langsung yang berubah secara langsung, atau hampir secara langsung, mengikuti perubahan volume produksi, seperti bahan tidak langsung dan biaya tenaga kerja tidak langsung.
Pengalokasian overhead produksi tetap ke biaya konversi didasarkan pada kapasitas fasilitas produksi normal.
Kapasitas normal adalah produksi rata-rata yang diharapkan akan tercapai selama suatu periode atau musim dalam keadaan normal, dengan memerhitungkan hilangnya kapasitas selama pemeliharaan terencana.
Tingkat produksi aktual dapat digunakan jika mendekati kapasitas normal. Pengalokasian jumlah overhead produksi tetap pada setiap unit produksi tidak bertambah sebagai akibat dari rendahnya produksi atau tidak terpakainya pabrik.
Overhead yang tidak teralokasi diakui sebagai beban pada periode terjadinya. Dalam periode produksi tinggi yang tidak normal, jumlah overhead tetap yang dialokasikan pada tiap unit produksi menjadi berkurang sehingga persediaan tidak diukur di atas biayanya.
Overhead produksi variabel dialokasikan pada unit produksi atas dasar penggunaan aktual fasilitas produksi.
Suatu proses produksi mungkin menghasilkan lebih dari satu jenis produk secara simultan. Hal tersebut terjadi, misalnya, ketika dihasilkan produk bersama atau bila terdapat produk utama dan produk sampingan.
Ketika biaya konversi tidak dapat diidentifikasi secara terpisah, maka biaya tersebut dialokasikan antar produk secara rasional dan konsisten.
Pengalokasian dapat didasarkan pada, misalnya, perbandingan harga jual untuk masing masing produk, baik pada tahap proses produksi pada waktu produk telah dapat diidentifikasikan secara terpisah atau pada saat produksi telah selesai.
Sebagian besar produk sampingan, pada hakekatnya tidak material. Ketika kasusnya demikian, produk sampingan sering kali diukur pada nilai realisasi neto dan nilai tersebut dapat mengurangi biaya produk utama.
Dengan demikian, jumlah tercatat produk utama tidak berbeda secara material dari biayanya.
Baca juga: PSAK 60 Tentang Pengungkapan Informasi Instrumen Keuangan
Biaya lain
Biaya-biaya lain hanya dibebankan sebagai biaya persediaan sepanjang biaya tersebut timbul agar persediaan berada dalam kondisi dan lokasi saat ini.
Misalnya, dalam keadaan tertentu diperkenankan untuk memasukkan overhead nonproduksi atau biaya perancangan produk untuk pelanggan tertentu sebagai biaya persediaan.
Contoh biaya-biaya yang dikeluarkan dari biaya persediaan dan diakui sebagai beban dalam periode terjadinya adalah:
- jumlah pemborosan bahan, tenaga kerja, atau biaya produksi lainnya yang tidak normal;
- biaya penyimpanan, kecuali biaya tersebut diperlukan dalam proses produksi sebelum dilanjutkan pada tahap produksi berikutnya;
- biaya administrasi dan umum yang tidak memberikan kontribusi untuk membuat persediaan berada dalam kondisi dan lokasi saat ini; dan
- biaya penjualan.
Entitas mungkin membeli persediaan dengan persyaratan penyelesaian tangguhan (deferred settlement terms).
Ketika perjanjian secara efektif mengandung elemen pembiayaan, maka elemen tersebut, misalnya perbedaan antara harga beli untuk persyaratan kredit normal dan jumlah yang dibayarkan diakui sebagai beban bunga selama periode pembiayaan.
Biaya persediaan pemberi jasa
Sepanjang pemberi jasa memiliki persediaan, mereka mengukur persediaan tersebut pada biaya produksinya.
Biaya persediaan tersebut terutama meliputi biaya tenaga kerja dan biaya personalia lainnya yang secara langsung menangani pemberian jasa, termasuk personalia penyelia, dan overhead yang dapat diatribusikan.
Biaya tenaga kerja dan biaya lainnya yang terkait dengan personalia penjualan dan administrasi umum tidak termasuk sebagai biaya persediaan tetapi diakui sebagai beban pada periode terjadinya.
Biaya persediaan pemberi jasa tidak termasuk marjin laba atau overhead yang tidak dapat diatribusikan yang sering merupakan faktor pembebanan harga oleh pemberi jasa.
Baca juga: Pembahasan PSAK 30 tentang Akuntansi Sewa dalam Bisnis
Teknik Pengukuran Biaya Menurut PSAK 14

Teknik pengukuran biaya persediaan, seperti metode biaya standar atau metode eceran, demi kemudahan dapat digunakan jika hasilnya mendekati biaya.
Biaya standar memperhitungkan tingkat normal penggunaan bahan dan perlengkapan, tenaga kerja, efisiensi dan utilisasi kapasitas. Biaya standar di-review secara reguler dan, jika diperlukan, direvisi sesuai dengan kondisi terakhir.
Metode eceran seringkali digunakan dalam industri eceran untuk menilai persediaan dalam jumlah besar item yang berubah dengan cepat, dan memiliki marjin yang sama di mana tidak praktis untuk menggunakan metode penetapan biaya lainnya.
Biaya persediaan ditentukan dengan mengurangi nilai jual persediaan dengan persentase marjin bruto yang sesuai.
Persentase tersebut digunakan dengan memerhatikan persediaan yang telah diturunkan nilainya di bawah harga jual normal. Persentasi rata-rata sering digunakan untuk setiap departemen eceran.
Rumus biaya
Biaya persediaan untuk item yang biasanya tidak dapat diganti dengan barang lain (not ordinary interchangeable) dan barang atau jasa yang dihasilkan dan dipisahkan untuk proyek tertentu harus diperhitungkan berdasarkan identifikasi spesifik terhadap biayanya masing masing.
Identifikasi spesifik biaya artinya biaya–biaya spesifik diatribusikan ke item persediaan tertentu. Cara ini merupakan perlakuan yang sesuai bagi item yang dipisahkan untuk proyek tertentu, baik yang dibeli maupun yang dihasilkan.
Namun demikian, identifikasi spesifik biaya tidak tepat ketika terdapat jumlah besar item dalam persediaan yang dapat menggantikan satu sama lain (ordinarily interchangeable).
Dalam keadaan demikian, metode pemilihan item yang masih berada dalam persediaan dapat digunakan untuk menentukan di muka dampaknya dalam laporan laba rugi.
Biaya persediaan, kecuali yang disebut dalam paragraf 21, harus dihitung dengan menggunakan rumus biaya masuk pertama keluar pertama (MPKP) atau ratarata tertimbang.
Entitas harus menggunakan rumus biaya yang sama terhadap semua persediaan yang memiliki sifat dan kegunaan yang sama. Untuk persediaan yang memiliki sifat dan kegunaan yang berbeda, rumusan biaya yang berbeda diperkenankan.
Sebagai contoh, persediaan yang digunakan dalam suatu operasi segmen mungkin memiliki kegunaan yang berbeda dari jenis persediaan yang sama yang digunakan dalam operasi segmen yang lain.
Namun demikian, perbedaan lokasi geografis persediaan (atau dalam perspektif perpajakan), dengan sendirinya, tidak cukup hanya sekedar menggunakan rumus biaya yang berbeda.
Formula MPKP mengasumsikan item persediaan yang pertama dibeli akan dijual atau digunakan terlebih dahulu sehingga item yang tertinggal dalam persediaan akhir adalah yang dibeli atau diproduksi kemudian.
Dalam rumus biaya ratarata tertimbang, biaya setiap item ditentukan berdasarkan biaya rata-rata tertimbang dari item yang serupa pada awal periode dan biaya item yang serupa yang dibeli atau diproduksi selama suatu periode.
Perhitungan rata-rata dapat dilakukan secara berkala atau pada setiap penerimaan kiriman, tergantung pada keadaan entitas.
Baca juga: Pembahasan PSAK 22 Tentang Kombinasi Bisnis
Pengungkapan Laporan Keuangan Sesuai PSAK 14

Laporan keuangan harus mengungkapkan:
- Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam pengukuran persediaan, termasuk rumus biaya yang digunakan;
- Total jumlah tercatat persediaan dan jumlah nilai tercatat menurut klasifikasi yang sesuai bagi entitas;
- Jumlah tercatat persediaan yang dicatat dengan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual;
- Jumlah persediaan yang diakui sebagai beban selama periode berjalan;
- Jumlah setiap penurunan nilai yang diakui sebagai pengurang jumlah persediaan yang diakui sebagai beban dalam periode berjalan sebagaimana dijelaskan pada paragraf 32;
- Jumlah dari setiap pemulihan dari setiap penurunan nilai yang diakui sebagai pengurang jumlah persediaan yang diakui sebagai beban dalam periode berjalan sebagaimana dijelaskan pada paragraf 32;
- Kondisi atau peristiwa penyebab terjadinya pemulihan nilai persediaan yang diturunkan sebagaimana dijelaskan pada paragraf 32; dan
- Nilai tercatat persediaan yang diperuntukkan sebagai jaminan liabilitas.
Informasi tentang jumlah tercatat yang disajikan dalam berbagai klasifikasi persediaan dan tingkat perubahannya masing-masing berguna bagi pemakai laporan keuangan.
Klasifikasi persediaan yang biasa digunakan adalah barang dagangan, perlengkapan produksi, bahan, barang dalam penyelesaian, dan barang jadi.
Persediaan dalam pemberi jasa biasanya disebut pekerjaan dalam penyelesaian.
Biaya persediaan yang diakui sebagai beban selama periode, seringkali disebut sebagai beban pokok penjualan, meliputi biaya-biaya yang sebelumnya diperhitungkan dalam pengukuran persediaan yang saat ini telah dijual, overhead produksi yang tidak teralokasi, dan jumlah biaya produksi persediaan yang tidak normal.
Kondisi tertentu dari entitas juga memungkinkan untuk memasukkan biaya lainnya, seperti biaya distribusi.
Beberapa entitas mengadopsi suatu format laporan laba rugi yang mengakibatkan jumlah yang diungkapkan adalah selain biaya persediaan yang diakui sebagai beban selama periode yang bersangkutan.
Dalam format ini, entitas menyajikan analisa beban menggunakan klasifikasi berdasarkan sifat dari beban.
Dalam kasus ini, entitas mengungkapkan biaya yang diakui sebagai beban untuk bahan baku dan bahan habis pakai, biaya tenaga kerja, dan biaya lainnya bersama-sama dengan jumlah perubahan neto persediaan pada periode tersebut.
Baca juga: Pembahasan PSAK 19 Tentang Aset Tak Berwujud
Kesimpulan
PSAK 14 merupakan pedoman penting dalam pengelolaan akuntansi persediaan. Standar ini mengatur perlakuan akuntansi untuk persediaan dengan tujuan utama untuk memastikan bahwa biaya persediaan diukur dan diakui secara akurat.
Dalam penerapannya, perusahaan harus mempertimbangkan nilai realisasi neto dan memastikan bahwa setiap penurunan nilai persediaan diakui sebagai beban pada periode terjadinya.
Dengan mengikuti ketentuan yang ditetapkan dalam PSAK 14, perusahaan dapat meningkatkan transparansi dan akuntabilitas laporan keuangan mereka.
Hal ini tidak hanya membantu dalam pengambilan keputusan internal, tetapi juga memberikan informasi yang dapat diandalkan bagi para pemangku kepentingan eksternal.
Selain itu, PSAK 14 juga memberikan panduan tentang teknik pengukuran biaya dan pengakuan persediaan yang tepat, sehingga perusahaan dapat menghindari kerugian yang disebabkan oleh penurunan nilai persediaan.
Jika Anda membutuhkan solusi pembukuan yang terintegrasi manajemen persediaan, Anda bisa mencoba menggunakan software akuntansi yang memiliki fitur inventory terlengkap seperti Target9Pos.
Dengan menggunakan Target9Pos, Anda bisa dengan mudah melakukan pencatatan akuntansi, monitoring persediaan dari banyak gudang dan cabang, pembuatan laporan keuangan, dan proses stok opname yang lebih baik.
Jika Anda tertarik, Anda bisa mencoba menggunakan Target9Pos secara gratis selama 14 hari melalui tautan ini.
- Pembahasan PSAK 14 Tentang Akuntansi Persediaan - 20 Maret 2025
- Mengetahui Apa Itu Agency Theory dalam Akuntansi - 19 Maret 2025
- Aset Bergerak: Pengertian, Contoh, dan Cara Pencatatannya - 18 Maret 2025